Kudus-Usaha
kecil menenah (UKM) merupakan pilar kekuatan ekonomi masyarakat. Namun
keberadaanya masih dianggap memiliki moral
hazard (perilaku) yang kurang baik
bagi perbankan. Sehingga ketika pengajuan kredit usaha, harus menyertakan agunan/jaminan.
Bahkan, lebih banyak di antara mereka yang tidak tersentuh oleh perbankan.
Pemerintah telah
meluncurkan program kredit usaha rakyat (KUR) beberapa tahun silam. Namun dalam
praktik di lapangan, penerima KUR banyak yang belum tepat sasaran karena
kurangnya validasi data yang akurat. Bidang usaha yang mendapatkan kredit pun
masih terbatas. Umumnya hanya bidang jasa dan perdagangan. Bahkan pembinaan dan
pendampingan dinilai belum maksimal.
Untuk itulah, Bupati
Kudus H. Musthofa memiliki gagasan sebagai penyempurnaan program kredit
tersebut. Dirinya menyebut sebagai kredit usaha produktif (KUP) yang akan
memberikan kredit modal bagi UKM. Dengan bunga pinjaman yang lebih murah
(sekitar 6% per tahun), KUP menyentuh usaha mikro produktif tanpa agunan.
Dengan nilai pinjaman bervariasi hingga angka Rp. 20 juta.
”Nantinya ada 4 kategori
kartu untuk berbagai bidang usaha. Masing-masing memiliki kelas jumlah maksimal
pinjaman yang berbeda,” terang Bupati Kudus saat rakor program KUP di Kudus,
Rabu (4/2).
Keempat kartu
tersebut adalah, merah untuk pinjaman maksimal Rp. 5 juta, biru maksimal Rp. 10
juta, hijau maksimal Rp. 15 juta, dan abu-abu maksimal Rp. 20 juta. Kabupaten Kudus
ditunjuk oleh Presiden RI sebagai pilot
project nasional program ini, setelah Bupati Kudus memaparkannya di istana
merdeka sehari sebelumnya. Jika pelaksanaan di Kudus berhasil, maka program ini
akan diluncurkan secara nasional.
Sumber:Humas
@Rya
0 Comments: