Seni Tradisional; Cikal Bakal Pekeng

Kudus-Pekeng adalah sebuah kawasan perdagangan di sebelah utara desa Gulang, tepatnya di barat daya pasar Ndoro Jepang. Ada yang tahu sejarahnya? Begini, dulu pada tahun 1985 terdapat proyek pembangunan jalan raya yang menghubungkan antara desa Jepang ke desa Loram. Berhubung jalan yang di bangun tersebut bercabang dua, dalam istilah jawa disebut makang atau mekeng. Orang orang pun terbiasa menyebut jalan baru itu dengan nama jalan pekeng.

Nah, bersamaan dengan itu Mbah Jamin Karso Wiyoto yang merupakan penduduk setempat membuat pagelaran ketoprak, ludruk, dan musik gambus di pertigaan dekat jurusan desa Gulang. Karena ramai, para warga pun memanfaatkannya dengan berdagang di sekitar tempat pagelaran itu. Pada sekitar tahun 1987 sampai 1988an, Mbah Jamin dan Pak Aris Mulyono selaku camat pada waktu itu, bermusyawarah untuk membuat lokasi bagi para pedagang tersebut.

Hal itu ditindak lanjuti oleh pemerintah desa, dan akhirnya para pedagang, terutama pedagang sate ditempatkan di area barat daya pasar Ndoro. Oleh masyarakat, kawasan tersebut diberi nama pekeng agar mudah mengingatnya. Hingga sekarang, banyak usaha dagang sate yang dilanjutkan oleh keluarga ( turun temurun ). Pagelaran seni tradisionalnya sendiri telah lama berhenti, karena terkikis oleh perkembangan zaman yang semakin modern.
Karya: Ulya Narissa
@Rya
Previous Post
Next Post

0 Comments: