Keberkahan Gentong K. H. Thoriq Maslah



Bulan Muharrom (Suro) merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam. Berbagai acara diselenggarakan bersama dengan doa-doa agar mendapat barokah bulan Suro.Tak terkecuali bagi warga desa Jepangpakis Kec. Jati Kab. Kudus. Selepas maghrib, mereka membaca surat Yasin dan doa-doa di masjid atau musholla setempat. Ada pula yang membacanya di tempat K.H. Thoriq Maslah yang terkenal dengan berkah air gentongnya.




Sejarah Air Gentong
K.H. Thoriq Maslah adalah salah satu santri di PP Darussalam Sukolilo Jabung Malang, asuhan KH.NurSalim. Beliau diberi ijazah oleh sang kyai, berupa surat Yasin dan surat Al-Waqi’ah yang merupakan wirid para waliyullah. Apabila ingin membuat air berkah, maka perantara atau wasilahnya berupa membaca surat Yasin 1 kali dan surat Al-Waqi’ah 40 kali ditambah dengan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. “Saya bangun tengah malam, bersama keluarga untuk mendirikan sholat Hajat Tahajjud, setelah itu baru mendawamkan ijazah yang diberikan oleh kyai saya. Air itu air biasa, berasal dari sumur saya. Hanya, yang membuatnya menjadi berkah adalah amalan surat Yasin dan surat Al-Waqiah itu.” Terang Beliau.


Faidah Air Gentong
Beliau juga memaparkan, kedua surat itu hanya wasilah atau perantara, dan yang membuatnya menjadi berkah adalah kuasa Allah SWT. Yang terpenting adalah niat memohon dijauhkan dari segala marabahaya, dilapangkan rizkinya, mendapatkan keturunan yang sholeh dan sholehah, umur yang barokah, dan terhindar dari segala penyakit. Pedomannya adalah firman Allah surat Al-Isra’ ayat 81-82 yang artinya :
            Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap (81)
            Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian (82)


Upaya Pelestarian
Menurut kabar, pada acara Suronan tahun depan, akan digelar kirab ampyang air gentong dari rumah K.H. Thoriq Maslah menuju balai desa baru yang berada di depan SD 2 Jepangpakis. Ide tersebut berasal dari kepala desa Jepangpakis, Bapak Afroni.
Hal tersebut bertujuan agar desa Jepangpakis dapat melestarikan budaya dan sejarahnya, serta generasi muda semakin kenal dan akrab dengan budayanya sendiri.
Reportase : Arofatul Ulya


Previous Post
Next Post

0 Comments: