Tempe Daun Jati Yang Khas


KUDUS-Tempe sudah sudah tidak asing lagi dan biasa menjadi teman lauk pauk pada saat makan. Tempe juga termasuk makanan khas Indonesia dari bahan kedelai. Arif Muklis (27) dari Dukuh Kauman RT 03 RW 07 Desa Getassrabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus adalah pengusaha tempe generasi ke 2 dari Bp. Khamid ayahnya. Awalnya zaman dahulu Bp. Khamid orang tak mampu dan bisa dikatakan orang paling miskin di dukuh Kauman Getassrabi. Setelah menikah dan bekerja sebagai tukang becak lalu menjadi penjahit, namun usahanya masih saja belum cukup untuk menafkahi keluarga. 

Bp Khamid mempunyai saudara pengusaha tempe yang sukses di puyoh Dawe Bp H. Turikan. Sejak saat itu ikut belajar membuat tempe, dengan tekad dan niat yang kuat Bp Khamid membuat usaha sendiri di kauman pada tahun 1989 sampai sekarang. Awal pembuatan hanya 5 samapi 10 kg kedelai dan saat ini sampai 180 kg sampai 2 kwintal kedelai itu import dari Amerrika. Dulu penjualan menggunakan motor sekarang dengan colt dan sekarang menjadi grosir tempe terbesar di Pasar Mijen Jetak Kaliwungu.

Tempe ini sangat khas karena di bungkus daun jati dengan cetakan yang sangat panjang dan yang membuat tertarik para pembeli adalah cara pemotongan tempe hanya menggunakan “feeling” (perkiraan) dan itu bisa lurus tanpa menggunakan alat ukur. Harga tempe saat sebelum krisis moneter hanya 250 rupiah dan sekarang mencapai 2300 dan 2500. Cara pembuatan tempe dilakukan secara manual kedelai di rebus dalam kawah lalu di angkat dan diamkan sampai keesokan hari lalu digiling dan dibersihkan, setelah itu di beri ragi di taruh dalam cetakan dan diletakkan diruangan khusus jika cuaca panas tempe akan cepat mengembang namun jika cuaca hujan proses agak lama.
Karya: Neng Aidha 

@Rya
Previous Post
Next Post

0 Comments: