Buka Luwur Mbah Gareng, Kepala Desa Undaan Lor Mencanangkan Desa Sebagai Wisata Religi

Kudus-Seluruh masyarakat desa Undaan Lor Kecamatan Undaan, Senin malam, 3/11 turut mengikuti Ritual buka luwur di area pemakaman Mbah Gareng (Syeh Abdullah ) yang ketiga kalinya. Acara ini merupakan upacara peringatan wafatnya Mbah Gareng,, salah satu tokoh pahlawan atau biasa disebut dengan “Khaul” yang dilaksanakan setiap tanggal 11 Muharram atau 11 Syura. Namun ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa upacara tradisional Buka Luwur sebenarnya bukanlah Khaul atau peringatan wafatnya Mbah Gareng, sebab kapan tanggal wafatnya Mbah Gareng belum diketahui. Mengapa Buka Luwur diadakan tanggal 11 Syuro atau 11 Muharram, hal itu disebabkan karena pada tanggal tersebut diyakini bahwa ilmu Tuhan (dari langit)\ diturunkan ke bumi, sehingga tanggal tersebut dianggap keramat. 

Zainul, BPD Desa Undaan Lor mengatakan, tradisi yang dilestarikan setiap tahunnya ini sudah ada semenjak salah satu tokoh religi didesa setempat meresmikan pemakaman Mbah Gareng sebagai pengingat memory sejarah para pahlawan di era masa penjajahan. ''Semenjak pemakaman Mbah Gareng (Syeh Abdullah ) diresmikan oleh Mbah Datuk, ritual buka luwur ini rutin dilaksanakan setiap bulan Muharrom. Hal ini dikarenakan Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Selain itu titik pusat Cagar budaya yang ada di Desa Undaan Lor ini sudah dijadikan alat perekat yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya,''Ujar Zainul. 

Bersamaan dengan penggantian kain makam, ada beraneka ragam kegiatan religius yang dilaksanakan, salah satunya siraman rohani (Pengajian). Tua, muda saling berbaur dalam satu tempat demi mendapatkan keberkahan hidup. Pastinya dalam mencapai keberkahan hidup ini, masyarakat harus mandi ditengah malam yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Ritual mandi tersebut dapat dikatakan Mandi Jamasan. Kepala Desa Undaan Lor, Edi dalam kehadirannya pada ritual Buka luwur akan mencanangkan Desa Undaan Lor menjadi Desa Wisata Religi. ''Dengan adanya beraneka ragam budaya yang telah dilaksanakan selama satu tahun secara berturut turut, antara lain, Kirab Apem, Buka Luwur, Mandi Jamasan dan lain sebagainya, sehingga desa ini akan saya canangkan sebagai Desa Wisata Religi,''Ungkap Edi.  

@Rya/John        
Previous Post
Next Post

0 Comments: