Waspada Desa Karangturi Dan Setrokalangan Debit Air Sungai Wulan SWD-1 Sudah Mulai Naik


KUDUS, isknews.com – Debit air Sungai Wulan Drainase (SWD)-1, kini mulai naik, seiring dengan turunnya hujan selama beberapa hari terakhir ini. Kondisi itu tentu saja perlu diwaspadai oleh penduduk yang tinggal di sekitar sungai tersebut, terutama warga Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Pasalnya, sungai SWD-1 itulah yang pada musim hujan 2014 lalu, menjadi penyebab timbulnya bencana banjir besar di desa tersebut.

Pantuan isknews.com, di jembatan sungai SWD-1, yang letaknya di sebelah utara Dukuh Karangturi, Selasa (15/12), meningkatnya debit air pada sungai yang merupakan sudetan dari Sungai Wulan itu, bisa dilihat dari permukaan air yang meninggi, hingga hampir mencapai ketinggian batas tanggul di kedua sisi sungai, hingga hanya tersisa sekitar 1,5 meter saja.
Air yang memenuhi sungai terlihat agak jernih, tidak keruh atau berwarna coklat.diduga air tersebut dari air hujan di lahan persawahan yang mengalir ke sungai tersebut. Kondisi sungai yang dipenuhi semak-semak dan tanaman liar, yang ujungnya bermunculan sampai di permukaan, menyebabkan air di sungai SWD-1 itu tidak bisa berjalan lancar.

Kondisi itu jauh berbeda, dibandingkan dengan keadaan pada sekitar dua bulan lalu, tepatnya Oktober 2015, yang pada saat itu musim kemarau masih berlangsung, sungai SWD-1 itu kering, tidak terdapat air nyaris setetes pun. Sehingga sulit membayangkan, kalau pada musim hujan 2014 lalu, sungai tersebut menjadi biang utama terjadinya banjir, yang menurut Ketua RT-01/RW-03 Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Parwoto, merupakan bencana banjir terbesar.
Ketinggian genangan banjir yang mencapai 1 – 2 meter, menyebabkan ratusan warga harus mengungsi. Air Sungai SWD-1 itu debit airnya penuh, bahkan meluap sampai menggenangi seluruh Dukuh Karangturi. Luapan air sungai yang letaknya di belakang pedukuhan itu, terjadi mendadak, pada saat menjelang waktu magrib.

Karena datangnya banjir yang tidak terduga itu, warga pun panik, dan yang dipikirkan adalah menyelamatkan anggota keluarganya, sementara harta benda hanya yang sempat dibawa saja. Lebih lagi saat musibah itu terjadi, sudah menjelang magrib. Namun pada malam itu juga, setelah ada warga yang melapor ke pihak kecamatan, sebagian besar warga pun langsung bisa diungsikan. Mereka di tampung di Kantor Kecamatan Kaliwungu, sebagian lagi di Balai Desa Setrokalangan.
Genangan air baru surut, setelah banjir itu berlangsung sekitar satu minggu. Sebagian warga yang laki-laki, termasuk Parwoto, bertahan di lokasi banjir, sambil menjaga ternak, kambing dan kerbau diamankan di atas tanggul. (DM) http://bit.ly/1k1izl8
Previous Post
Next Post

0 Comments: