KUDUS,isknew.com – Petani di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, mulai men golah lahan sawah miliknya, seiring dengan mulai berairnya Waduk Krobyokan yang ada di desa tersebut. Waduk Krobyokan, semula permukaan airnya menurun drastis, selama musim kemarau yang berlansung selama beberapa bulan lalu.

Waduk Krobyokan, yang dibangun di sebelah selatan jembatan, berfungsi sebagai pengendali dan pengatur aliran Sungai Pendo, yang digunakan untuk pengairan ratusan hektar lahan sawah, di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Sungai Pendo, dan meluas sampai ke lahan-lahan sawah di Desa Payaman.
Selama menunggu naknya permukaan air Waduk Krobyokan itu, para petani sudah memulai aktivitas proses produksi, dengan menebar benih padi, di lahan sawah masing-masing. Hal itu tampak dari adanya petak-petak benih padi di beberapa tempat, yang dipagari dengan plastik hitam, sebagai upaya mencegah dari serangan hama tikus.


Pengolahan lahan dilanjutkan dengan membajak sawah-sawah tersebut dengan menggunakan traktor, dan mencangkul tanah yang sudah selesai dibajak. Membutuhkan waktu sedikitnya dua hari, untuk proses pengolahan lahan tersebut, sebelum mulai menanam bibit-bibit padi.


Menurut Kartono, seorang petani di desa setempat, yang dihubungiisknews.com, Senin (30/11), air di Waduk Krobyokan, hampir tidak pernah kering, juga selama musim kemarau. Pada saat musim itu, permukaan air waduk memang menyusut, akan tetapi masih mampu mengairi sawah seluas 60-70 hektar. “Sedangkan kalau airnya penuh, bisa mengairi lahan sawah seluas 200 – 300 hektar. (DM) http://bit.ly/1SsZxQH


Previous Post
Next Post

0 Comments: