Kudus- Petani tebu sedang memanen tebu di desa Bulung kecamatan Jekulo kabupaten kudus, Rabu 29/10. Memasuki masa panen tahun ini, harga jual tanaman penghasil gula itu sedang turun. Sebagian petani tengah bersiap menghadapi kerugian.
Para petani kelus kesah dengan anjloknya harga tebu. secara kalkulatif petani tebu tidak bisa memberikan gambaran pernghasilan kongrit dari hasil panen tebu. Akibat dari biaya perawatan dan tenaga yang relatif mahal. Apa lagi biaya pupuk ini semakin mahal perkuintal kurang lebih 200 ribuan. Belum lagi biaya-biaya lain seperti tranportasi angkut ke pabrik, tenaga perawatan dan biaya lain yang tidak terduga.
Sukardi seorang petani tebu mengatakan “hasil panen tebu dua tahun terahir ini mengalami penurunan, harga penjualan tidak seimbang dengan biaya pemprosesan pada umumnya petani tebu”. “Kami tidak mau menghitung biaya menanam tebu secara perinci, karena tidak imbang dengan biayanya, kadang malah punya beban tunggakan utang” kesahnya.
Cukup banyak biaya petani tebu pak to tak tidak mau disebut nama lengkapnya mengungkapkan “Taruhlah biaya kuli untuk penebang tebu saat ini berkisar 50rb-75rb per pagi, Kalau biaya kuli tentu perhari lebih dari itu, ditambah dengan biaya transportasi sampai pabrik, dan juga tanggungan konsumsi untuk pekerja”.
Hasil panen tebu yang di dapat hanya cukup untuk biaya sewa tanah dengan biaya upah tenaga kerja, itu pun tenaga kerja kadang di kerjakan sendiri.
Sukardi juga enggan menceritakan biaya dengan detail, karena histeri dengan biaya modal tidak seimbang dengan hasil panen. Apa yang di jalaninya hanya menjalani aktifitas sebagai petani tebu, meraka seolah pasrah dengan keadaan yang menimpanya. yang penting dia bekerja. Pak sukardi dan petani lain berharap kondisi ini segera berakhir. Jika kondisi tak berubah, petani terancam berhenti menanam tebu dan beralih ke tanaman yang lainnya. (bagus)
@Rya
0 Comments: