Ratusan Warga RW-02 Desa Hadiwarno Terancam Banjir Tanggul Kali Piji Longsor Dan Retak Sepanjang 10 Meter


KUDUS, isknews.com – Tanggul Kali Piji bagian dalam, yang masuk wilayah RW-08 Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, mengalami longsor dan retak-retak, sepanjang sekitar 10 meter. Kerusakan tanggul yang disebabkan oleh hujan deras yang turun beberapa hari ini, berdampak terancamnya warga masyarakat di sekitar tanggul tersebut, terhadap terjadinya bencana alam banjir.
Warga yang terancam bencana banjir, baik akibat jebolnya tanggul atau limpasnya luapan air Kali Piji, mencakup sebanyak tiga RT, di RW-08 Desa Hadiwarno. Menurut Sunarto, 50 tahun, warga desa setempat yang dihubungi isknews.com, Senin (23/11), ketiga RT tersebut, adalah RT-02, RT-04 dan RT-06. Pada bencana banjir awal yang terjadi awal 2015 lalu, ketinggian genangan air yang diakibatkan bobolnya tanggul Kali Piji, dan limpasan air sungai yang bermata air di Gunung Muria itu, mencapai 30 – 50 centimeter. “Kalau yang rumahnya di sekitar tanggul ini, banyak yang memilih bertahan, karena ketinggian air hanya 30 cm. Tetapi warga yang di belakang, sebagian besar terpaksa mengungsi, karena air masuk ke dalam rumah sampai 50 cm lebih.”

Mengenai longsornya tanggul Kali Piji bagian dalam , yang letaknya di depan rumahnya, Sunarto yang didampingi adiknya Sugiman, menerangkan, terkait dengan kebisaan warga setempat yang memantau air Kali Piji dari atas tanggul, mendapati kalau ada bagian tanggul yang longsor. Pada mulanya, longsornya tanggul itu hanya sekitar 2,5 meter, namun kemudian karena terus-menerus ditimpa air hujan, disusul terjadinya retak-retak yang memanjang sampai mencapai sekitar 10 meter.

“Keadaan ini, kalau dibiarkan, lama-lama akan menyebabkan tanggul jebol, dan kamilah yang menjadi korban. Seharusnya, kalau ada perbaikan tanggul, jangan hanya bagian luarnya saja. Bagian luar diperbaiki, kalau bagian dalam rusak, tetap bisa jebol.”

Dari pengalaman kejadian bencana banjir yang lalu, upaya yang dilakukan untuk mengurangi limpasan air Kali Piji, adalah dengan menimbuni karung-karung plastik yang diisi dengan tanah padas. Jumlah karung platik itu, baik yang didapatkan dari pihak kecamatan maupun BPDB, sekitar 3000-5000 lembar, itupun masih kurang.

“Untuk kerugian yang diderita warga, adalah rusaknya tanaman di pekarangan yang gagal dipetik hasilnya, seperti jagung dan ketela. Kalau tanaman padi masih bisa dipanen, karena saat tergenang banjir, yang mencapai ketinggian 0,5 – 1 meter, baru pada awal tanam,” kata warga asli Desa Haduwarno itu.(DM)
Keterangan foto : Sunarto, menunjuk bagian tanggul Kali Piji yang mengalami longsor dan retak-retak. (DM) http://bit.ly/1PVA4ja
Previous Post
Next Post

0 Comments: