Lahan Dibiarkan Terlantar Selama Musim Hujan Petani Melon Di Kudus, Alami Gagal Panen Rp 15 Juta


KUDUS, isknews.com – Petani Melon di Kabupaten Kudus, untuk musim tanam 2015 ini, mengalami gagal panen, hingga mencapai Rp 15 juta. Angka itu adalah untuk panen setiap satu bau (petak) lahan sawah. Kegagalan panen petani Melon itu terjadi hampir di semua desa yang menjadi sentra penghasil melon, diantaranya Desa Pasuran Lor, Kecamatan Jati, dan Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.

Menurut Sujadi, seorang petani Melon dari Desa Payaman, kegagalan panen tahun ini, diakibatkan oleh cuaca yang tidak bersahabat, yakni kemarau yang berkepanjangan. Hal itu berakibat sangat buruk bagi tanaman Melon, yang membutuhkan banyak air. Akan tetapi karena memang lahan sawah yang ada hanya cocok untuk jenis tanaman itu, dia dan teman-temannya sesama petani pun tetap menanam Melon. “Kalau kemudian hasilnya rugi, karena ternyata panen tahun ini gagal, ya sudah resiko.”

Dia menerangkan, pekerjaan mananam Melon, dimulai dari mengolah lahan, menebar benih, merawat dan membesarkan, sampai panen, untuk ukuran satu bau, menghabiskan beaya poduksi sekitar 40 juta. Jika cuaca baik, bisa menghasilkan panen sebanyak 6 ton, untuk lahan ukuran satu bau. “Hasil panen itu, jika buah Melonnya kualitas baik, bisa laku dengan harga Rp 90 juta, pembelinya dari Jakarta. Ongkos transport dan bongkar muat Rp 3 juta, ditanggung petani.”

Angka Rp 90 juta untuk 6 ton Melon itu, ungkapnya lanjut, kalau dihitung harga per bij, atau per buah, jatuhnya Rp 6000. Namun untuk panen tahun ini, harganya anjlog sampai mencapai Rp 4500 per buah. Sehingga bisa dibayangkan, berapa besar kerugian yang ditangung para petani, termasuk Sujadi. “Kalau dihitung dari beaya produksi, kerugian itu mencapai sekitar Rp 15 juta.”

Dia menambahkan, pasca panen yang mengalami kegagalan itu, yang dilakukan oleh petani , adalah membiarkan lahannya selama musim hujan, karena Desa Payaman pada saat seperti itu, selalu menjadi langgan banjir, sehingga tidak bisa ditanami. “Banjir yang menggenangi lahan di sini, berlangsung selama 4 bulan, diperkirakan sampai Februari.” (DM) http://bit.ly/1O8c10u
Previous Post
Next Post

0 Comments: