KUDUS-ISK-Dalam memperingati
hari jadi kota Kudus ke-465 yang jatuh pada tanggal 23 September setiap
tahunnya, pemkab Kudus menggelar berbagai acara, salah satunya adalah “Kirab
Budaya”. Digelar pada hari Senin (29/9), kirab ini berlangsung dengan meriah.
Ribuan warga tumpah ruah memadati sepanjang jalan rute kirab, dari menara Kudus
hingga jalan jendral Sudirman.
Pemilihan rute kirab kali ini memang
agak berbeda dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena konsep yang
diusung pun berbeda. Iring-iringan benda pusaka berupa keris, tombak dan cemeti
dibawa dari Menara Kudus ke Aula Pendopo Kantor Bupati Kudus. Hal tersebut
terkandung filosofi, adanya berpindahnya kekuasaan kasunanan dibawah kerajaan
Demak ke pemerintahan kadipaten yang dipimpin oleh Adipati dibawah pemerintahan
Hindia Belanda
Selain iring-iringan benda pusaka yang dibawa sejumlah pejabat tinggi Kabupaten Kudus, kirab budaya ini menyajikan napak tilas sejarah awal mula hadirnya Kudus menjadi sebuah Kabupaten. Kirab kali ini menghadirkan visualisasi yang menceritakan sejarah mulai awal sebelum adanya wilayah Kudus sampai lahirnya Kudus yang tak lepas dari budaya hindu sebelum islam disebarkan oleh sunan Kudus dan Sunan Muria serta perpaduan antara budaya hindu dan islam kala itu.
Bupati
Kudus, H. Musthofa, dalam sambutannya seusai menerima pusaka yang diserahkan
oleh Sekda Kab. Kudus, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh
masyarakat Kudus yang telah berpartisipasi memeriahkan acara ini. “Semoga di
usia ke 465 ini, Kudus semakin kreatif, hebat, berbudaya dan sejahtera”,
ujarnya. Ditambahkan oleh Bupati Kudus, kirab budaya ini diharapkan dapat
menjadi sarana memperkuat ciri khas jati diri dari masyarakat Kudus itu sendiri
melalui budaya.
Acara kirab
budaya ini dimulai dari perempatan Menara Kudus ke timur sampai pendopo
Kabupaten dengan iring-iringan yang akan menceritakan bagaimana perkembangan
Kudus mulai jaman Hindu hingga masuk dan berkembangnya Islam. Ada pula gunungan
nasi tumpeng yang mempunyai filosafi wujud dari rasa syukur kepada Sang Pencipta
dan arak-arakan hasil bumi, jenang dan hasil industri . Selain itu kirab juga
menampilkan visualisasi sejarah berdirinya Kota Kudus yang tidak bisa lepas
dari nama salah seorang tokoh penyebar agama Islam tersohor di tanah Jawa yaitu
Sunan Kudus.
Kirab ini
diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah
hingga masyarakat umum. Total ada lebih dari 1.500 peserta dengan kurang lebih
50-an kelompok peserta yang masing-masing mengusung tema yang berbeda.
Sumber:Humas
@Rya
0 Comments: